PENILAIAN RUBRIK
A. Pengertian penilaian
rubrik
Rubrik
merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru
dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa Rubrik perlu memuat daftar karakteristik
yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk
mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut.
Rubrik
menurut beberapa pandangan para ahli adalah:
v Menurut Arens
: “Rubrik adalah Deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan
kriteria yang akan digunakan untuk menilainya “
v Menurut Bernie Dodge dan Nancy
Pickett : “Rubrik adalah dalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat
subjektif, yang didalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diases ke anak didik.”
v Menurut Nitko : “Rubrik adalah suatu alat yang berisi
seperangkat aturan yang digunakan untuk mengases kualitas dari
performansi/kinerja mahasiswa/ peserta didik ”.
v Menurut Heidi Goodrich Andrade : “Rubrik
adalah suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau
apa yang harus dihitung.”
B.
Tujuan Penyusunan Rubrik
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu
siswa diharapkan secara jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan
untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua pihak (guru dan siswa) akan mempunyai
pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik
diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau motivator bagi siswa dalam proses
pembelajaran.
C.
isi Rubrik
Dalam setiap komponen terdiri dari
satu atau beberapa dimensi. Setiap dimensi harus didevinisikan supaya lebih
jelas harus diberi contoh atau ilustrasi. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang
akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap kategori mutu sebaiknya
diberi contoh-contoh kinerja agar mempermudah guru atau pemberi peringkat.
Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu :
1. Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja
anak didik.
2. Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan
mengenai setiap dimensi
3. Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi
4. Standar untuk setiap katagori kinerja.
Rubrik biasanya dibuat dalam bentuk
tabel dua lajur, yaitu baris yang berisi kriteria dan kolom yang berisi mutu.
Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar. Kemudian dirinci menjadi
komponen-komponen penting atau dapat pula komponen-kpmponen ditulis langsung
tanpa dikelompokkan dalam garis besar.
Rubrik dapat bersifat menyeluruh
atau berlaku umum dan dapat juga bersifat khusus atau hanya berlaku untuk suatu
topik tertentu. Rubrik yang bersifat menyeluruh dapat disajikan dalam bentuk holistic
rubric. Rubrik holistik adalah pedonan untuk menilai berdasarkan kesan
keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Serta dapat pula dalam bentuk analytic
rubric, rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa
kriteria yang ditentukan. dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisis
kelemahan atau kelebihan siswa.
Contoh
rubrik holistik :
Skor
|
Deskripsi
|
4
|
Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan akurat
dan memperlihatkan pemahaman yang utuh. Respons dikemukakan dalam suatu
tulisan yang lancar dan hidup. Jawaban singkat dan langsung pada masalah yang
diminta serta kesimpulan dan pendapat mengalir secara logis. Secara
menyeluruh, respons lengkap dan memuaskan.
|
3
|
Respons sudah menjawab tugas yang diberikan. Informasi yang diberikan
akurat. Respons dikemukakan dalam tulisan yang lancar tapi uraian cenderung
brtele-tele.
|
2
|
Respons kurang memuaskan. Walaupun informasi yang diberikan akurat tetapi
tidak ada kesimpulan dan pendapat serta kurang logis.
|
1
|
Respons tidak menjawab tugas yang diberikan. Banyak informasi yang hilang
dan tidak akurat. Tidak ada kesimpulan atau pendapat.
|
Contoh
rubrik analitik :
Skor
|
Grafik
|
Spesifikasi
|
Rasional
|
4
|
Gambar dan pertelaan tentang
grafik yang disajikan benar
|
Semua spesifikasi yang
diberikan benar
|
Rasio yang diberikan jelas.
|
3
|
Sebagian terbesar gambar dan pertelaan
yang diberikan benar
|
Semua spesifikasi yang
diberikan benar
|
Penjelasan diberikan, tetapi
msih membutuhkan hambatan
|
2
|
Beberapa gambar dan pertelaan
yang disaji benar
|
Hanya sebagian spesifikasi yang
benar
|
Rasional yang diberikan tidak
lengkap
|
1
|
Gambar dan pertelaan yang
diberikan sangat terbatas dan hanya sedikit yang benar
|
Spesifikasi yang diberikan
salah
|
Rasional yang diberikan tidak
benar
|
D.
macam-macam penilaian rubrik
@
Jangkar Penampilan : Konsisten dan fokus
Menandai salah satu tugas dari
sekian tumpukan tugas yang banyak sebagai salah satu cara untuk fokus pada
pekerjaannya. Beberapa orang menggunakan
trik dengan menempelkan permen karet pada setiap satu tugas yang telah
diselesaikan dari sekian jumlah tugas-tugas yang telah disusun (ditumpuk).
Melalui rubrik kita bisa memfokuskan perhatian pada tugas yang kita pikirkan
sebagai tugas terbaik atau terburuk.
@ Menyokong Feed back
yang detail dan formatif
Dengan rubric kita bias melakukan pekerjaan lebih cepat
karena tidak perlu menuliskan catatan-catatan ekstensif pada setiap makalah
tugas. Karena hanya dengan mencentang atau membuat lingkaran pada rubric, atau
menuliskan satu atau dua kata pada rubric panduan penilaian.
Kunci dari penilaian rubrik adalah cek, lingkaran dan
kata-kata terpilih, memudahkan dan mempercepat proses penilaian sambil tetap
memberikan feedback yang detail dan formatif. Pilahan – pilhan itu tergantung
jenis rubrik yang dipakai, seperti :
a. Rubrik tiga sampai
lima level menggunakan kotak untuk dicenteng
b. Rubrik tiga sampai
lima level menggunakan lingkaran pada teks (lingkaran)
c. Rubrik panduan
penilaian untuk feedback naratif.
Rubrik tiga sampai lima level menggunakan kotak untuk
dicenteng dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang banyak, tetapi
membutuhkan waktu sedikit dalam penggunaannya.
Rubrik tiga sampai lima level menggunakan kotak untuk
dicenteng merupakan rubrik yang dianggap paling tepat untuk menilai Sesutu yang
membutuhkan feedback detail dan kecepatan presentasi oral. Rubrik tiga sampai
lima level sangat menghemat waktu dalam penilaiannya.
@ Feedback yang
fleksibel dan individual (rubrik panduan penilaian)
Rubrik dengan skala level
tiga sampai lima level baik yang dicentang atau dilingkari ketika memberikan
penilaian mampu melakukan penghematan waktu dan ketika memberikan feedback
kepada siswa dan kaya akan informasi. Rubrik tiga samapai lima level memudahkan
penggunaanya tetapi susah pembuatannya. Hal ini berbeda dengan rubrik panduan
penilaian. Rubrik panduan penilaian mudah dalam pembuatannya tetapi lebih lama
dalam melakukan penilaian aktual terhadap siswa. Akan tetapi rubrik panduan penilaian pada
prakteknya ternyata terkadang lebih menghemat waktu, selain itu rubrik panduan
penilaian memiliki manfaat ganda, yaitu individualisasi dan fleksibelitas yang
lebih besar dalam penilaian.
Rubrik panduan penilaian
dapat digunakan untuk menilai kegiatan siswa dimana siswa bebas berkreasi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam rubrik panduan penilaian dimungkinkan adanya
catatan-catatan terhadap karya siswa pada rubrik. Catatan itu merupakan
komentar terhadap kriteria (level) kemampuan siswa dalam berbagai dimensi.
@
Menampilkan feedback
sumatif : Menetapkan Nilai.
Apabila pada masing –
masing dimensi pada rubrik telah ditetapkan, maka penyimpulan dapat menjadi
latihan matematis. Setiap dimensi dalam rubrik diberi nilai sebagai point, dan
siswa dinilai dari seberapa banyak mereka menempuh point-point yang terdapat
dalam rubrik.
@ Menilai metode pengajaran sendiri
Selain digunakan untuk
menilai siswa, rubrik juga bisa digunakan untuk menilai diri sendiri, untuk
feedback pribadi. Kita bisa melihat pekerjaan siswa untuk mengukur hasil
pekerjaan diri sendiri.
E. Langkah pengembangan rubrik
Dalam pengembangan rubrik,
perlu diperhatikan beberapa langkah. Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith (1995)
menyebutkan bahwa langkah-langkah pengembangan rubric adalah sebagai berikut :
ü Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diasesmen.
ü Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutankonsep atau
keterampilan yang akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang
menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.
ü Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang harus
diasesmen.
ü Menentukan skala yang akan diasesmen.
ü Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja
yang tidak diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau keterampilan
kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau
member deskripsi gradasi.
ü Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja dengan
rubric yang telah dikembangkan.
ü Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja dari uji coba
tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun konsep dan keterampilan yang akan diasesmen.
ü Memmikirkan kembali tentang skala yang digunakan.
ü Merevisi skala yang digunakan.
Walaupun suatu rubric
telah diupayakan untuk disusun dengan sebaik-baiknya tetapi harus disadari
bahwa tidak mungkin rubric yang tersusun itu merupakan sesuatu yang sempurna
atau dianggap sebagai satu-satunya kriteria untuk menialai kinerja siswa dalam
satu kegiatan.
F. Berbagai Variasi
Penggunaan Rubrik
Rubrik tiga sampai lima
level dan rubrik panduan penilaian merupakan jenis rubrik yang sering digunakan
dalam penilaian. Akan tetapi ternyata dalam kelas – kelas khusus seperti lab,
managemen, desain grafis dan studio seni perlu dibuat jenis rubrik yang lain,
walaupun secara essensi tidak berbeda dengan rubrik yang baku.
Perbedaannya terletak pada proses pengembangan dan isi
rubrik dalam menetapkan kegiatan tugas, variasi ini kemudian membutuhkan
sedikit format sedikit berbeda, tetapi sebenarnya tidak berbeda dari rubrik
yang telah di bahas sebelumnya. Karena semua variasi dari rubrik ini
menyertakan komponen dasar dari skala, dimensi, dan deskripsi dimensi yang
diatur dalam sebuah table.
1 Rubrik Bertahap,
Untuk tugas yang dikerjakan bertahap rubrik ini dipakai
untuk menilaia dimanaproses pembuatan tugas sama pentingnya dengan hasil akhir.
Rubrik ini bisa digunakan untuk waktu lama, sehingga bisa menjadi alat
monitoring siswa. Rubrik ini memberikan pengetahuan penambahan pengetahuan
siswa tentang penyelesaian tugas sambil juga memberikan feedback cepat terhadap
apa saja yang sudah diperolehnya sejak awal. Kelemahan dari rubrik ini yaitu
tidak dapat sespesifik rubrik akhir (yang merupakan rubrik tak bertahap).
Namun, rubrik bertahap ini tidak hanya menunjukkan kepada siswa tentang
langkah-langkah yang sudah diselesaikan, tetapi juga langah-langkah yang harus
dipenuhi.
2 Rubrik Makalah Riset
2 Rubrik Makalah Riset
Digunakan biasanya untuk proyek yang perlu waktu lama.
Rubrik ini memiliki kesamaan dari rubrik bertahap, karena terdapat elemen dari
rubrik bertahap yang bisa diambil, akan tetapi rubrik ini juga bisa menjadi
panduan siswa untuk memulai penelitian dan juga menjadi bahan refleksi mengenai
apa yang harus dilakukan, semacam pengalaman.
2.6.3 Rubrik Rangkap
Rubrik ini dipakai untuk merencanakan penaksiran atau
perkiaraan di bandingkan untuk menilai. Rubrik ini digunakan untuk menilai –
pada akhirnya dipakai sebagai alat penilan juga – tugas yang kompleks.
Pendekatan portofolio rangkap menyatukan semua bagian-bagian dasar dari rubrik
sederhana, tetapi menciptakan rubrik-rubrik khusus untuk setiap dimensinya.
H. Manfa’at Penilaian Rubrik
Adapun manfa’at atau kegunaa dari penilaian rubric adalah
sebagai berikut :
•
Rubrik menjelaskan deskripsi tugas
•
Rubrik
memberikan informasi bobot penilaian
•
Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat
•
Penilaian lebih objektif dan konsisten
•
Para peserta didik jadi pembelajar aktif
•
Para peserta didik memperoleh "content knowledge" dan
"procedural knowledge".
•
Para peserta didik dapat menilai kinerja kelompoknya sendiri
•
Baik pendidik maupun peserta didik memperoleh alat refleksi yang efektif
tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.
•
Sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja mahasiswa.
SKALA
PENILAIAN
Skala penilaian adalah salah satu
bentuk pedoman observasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data individu
dengan menggolongkan, menilai tingkah laku individu atau situasi dalam
tingkatan-tingkatan tertentu. Skala penilaian memiliki kesamaan dengan ceklis.
Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dengan ceklis. Karena ceklis digunakan
untuk menandai apakah sebuah perilaku hadir atau tidak, sedangkan skala
penilaian menghendaki penilaian dilakukan menurut pertimbangan kualitatif
menyangkut tingkat kehadiran sebuah perilaku. Sebuah skala penilaian
mengandung seperangkat karakteristik
atau kualitas yang harus diputuskan dengan menggunakan suatu prosedur yang
sistematis. Skala penilaian biasanya terdiri dari suatu daftar yang berisi
gejala-gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat,
sehingga observer tinggal memberi tanda cek pada tingkat mana gejala atau
ciri-ciri tingkah laku itu muncul.
Adapun gejala atau ciri-ciri tingkah
laku yang dapat diamati dengan alat skala penelitian, antara lain: partisipasi
siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan partisipasi siswa dalam kegiatan
diskusi, kegiatan belajar dengan sistem modul, kehadiran siswa dalam mengikuti
pelajaran di kelas, kebiasaan mengganggu teman, ketrampilan di dalam kelas, dan
lain-lain topik yang relevan dengan kehidupan di sekolah.
A.
Bentuk-bentuk Skala Penilaian
Bentuk-bentuk skala yang dipakai antara lain: (1)
kuantitatif; (2) deskriptif; (3) grafis. Ketiga bentuk skala penilaian tersebut
akan diuraikan satu-satu.
1.
Skala
penilaian kuantitatif
Skala penilaian kuantitatif adalah suatu bentuk
pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati
dijabarkan dalam skala berbentuk bilangan atau angka. Penilai cukup menandai
indikasi tingkat sebuah karakteristik yang hadir. Sejumlah nomor yang berurutan
ditentukan untuk mendeskripsikan kategori-kategori. Keputusan penilai
diharapkan dalam menilai karakteristik-karakteristik tersebut. Satu system
penilain dengan angka yang umum digunakan sebagai berikut.
1.
Tidak
memuaskan
2.
Di bawah
rata-rata
3.
Rata-rata
4.
Di atas
rata-rata
5.
Luar biasa
System penilaian dengan angka dapat digunakan untuk
mengevaluasi perilaku-perilaku siswa sekolah dasar seperti berikut.
1)
Pada tingkat
mana siswa dapat menyelesaikan tugas mereka ?
1 2 3 4 5
2)
Pada tingkat
mana siswa kooperatif dalam aktivitas-aktivitas kelompok ?
1 2 3 4 5
Skala angka menjadi sulit digunakan bila terdapat
sedikit kesesuaian dalam penentuan nilai atau angka. Dalam keadaan demikian
maaka interpretasi bisa bervariasi. Contoh skala penilaian dengan angka seperti
pada Gambar 4 yang dikutip dari Gunarti dkk (2008).
Gambar 4: Contoh skala penilaian dengan angka
Evaluasi kegiatan anak di sentra bermain drama
Nama anak …………………………. Tema
……………………………
Skor Kemampuan Aspek
|
1 Membutuhkan peningkatan
|
3
|
5 Memuaskan
|
7
|
10
Luar biasa
|
Kesesuaian dengan tema yang kreatif dan tujuan
|
|||||
Keragaman peralatan yang digunakan
|
|||||
Aktivitas bebas
|
|||||
Pengembangan keaksaraan dan matematika awal
|
|||||
Sains, social dan kesehatan terpadu
|
|||||
Evaluasi kegiatan siswa
|
|||||
Evaluasi sentra bermain drama
|
Total nilai …………………
Komentar …………………
2.
Skala
penilaian deskriptif
Skala penilaian deskriptif adalah suatu bentuk pedoman
observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan
dalam skala berbentuk kata-kata diskriptif.
Pedoman Observasi : Skala
Penilaian Deskriptif
I.
Identitas Siswa
1.
Nama
: ...............................................................
2. kelas / program
: ...............................................................
3. No. Induk / absen
: ...............................................................
4. Jenis
Kelamin
: ...............................................................
5. Tempat / tgl. Lahir :
...............................................................
6. Hari /tgl. Observasi :
...............................................................
7. Tempat observasi
: ...............................................................
8.
Waktu
: ...............................................................
II.
Aspek yang di observasi : aktifitas diskusi
III.
Petunjuk
: berikan tanda cek (v) pada kolom yang
sesuai dengan gejala perilaku pada
individu yang anda amati
Pernyataan
|
Alternatif
|
|||
Sering
|
aktif
|
jarang
|
tdk.aktif
|
|
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
|
||||
|
Komentar /
kesimpulan :
......................................................................................
.................................................................................................................
................., ......................
Observer : ............................
3. Skala
penilaian dengan grafis
Skala penilaian grafis berbentuk
rangkaian (continuum). Satu set
kategori dideskripsikan pada poin-poin tertentu sepanjang baris, namun penilai
dapat menandai keputusannya pada salah satu tempat pada baris tersebut. Sebagai
tambahan, skala penilaian grafis menyediakan gambaran serangkaian visual yang
membantu penilai meletakkan posisi jawaban secara benar. Contoh deskripsi skala
penilaian grafis seperti berikut.
1.
Tidak pernah
2.
Jarang
3.
Sekali-sekali
4.
Seringkali
5.
Selalu
Perilaku kelas deskripsikan lebih awal untuk
dievaluasi secara grafis berikut ini.
1)
Pada tingkat
mana siswa dapat menyelesaikan tugas mereka ?
Tidak pernah Jarang Sekali-sekali Seringkali Selalu
2)
Pada tingkat
mana siswa kooperatif dalam aktivitas-aktivitas kelompok ?
Tidak pernah Jarang
Sekali-sekali Seringkali Selalu
Skala penilaian
dapat dicontohkan melalui Gambar 5 yang dikutip dari Siti Aisyah, dkk
(2007).
Gambar 5: Lembar Pengamatan Terstruktur
Nama anak :
………………
Kelompok :
………………
Minggu ke :……………….
Hari/tanggal
|
Aspek
|
Kategori
|
Keterangan
|
||
S
|
K
|
Tp
|
|||
Emosi dan sosialisasi
a.
Melamun
b.
Menangis
c.
Menggangu teman
d.
Berterimakasih
|
Catatan: S
= sering
K=
kadang-kadang
Tp
= tidak pernah
B.
Langkah-langkah Penyelenggaraan Skala Penilaian
Terdapat tiga tahap penyelenggaraan kegiatan observasi
dengan teknik skala penilaian, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
tahap analisis hasil.
Tahap persiapan meliputi: langkah penetapan topik,
langkah penentuan variabel, indikator, prediktor, item-item pernyataan,
langkah penentuan alternatif skala, langkah penentuan kriteria, langkah
penyusunan pedoman observasi. Tahap pelaksanaan, meliputi: langkah-langkah
penyiapan pedoman observasi, pengambilan atau penentuan posisi observasi, dan
pengamatan perilaku observee serta pencatatan dengan skala. Selanjutnya tahap
ketiga, analisis hasil, meliputi: langkah-langkah penyusunan data hasil
observasi dan penyimpulan data.
C.
Penggunaan
Skala Penilaian
Satu
bentuk skala penilaian yang sangat akrab digunakan adalah skala laporan dalam bentuk
kartu. Sekolah-sekolah kadang-kadang menggunakan skala penilaian untuk
melaporkan cirri-ciri perkembangan personal dan social dalam bentuk kartu
laporan. Atribut-atribut seperti kebiasaan bekerja, memimpin kelas, kerapian,
dan perilaku yang umum sebagai anggota pada tingkat sekolah dasar dilaporkan
dalam bentuk kartu. Para siswa dan para orang tua kadang-kadang percaya bahwa
penilaian dengan skala penilaian cenderung bisa dan mengandung unsur perasaan.
Satu
bentuk pengamatan menurut Kamil & Rosenblum (dalam Wortham, 2005 : 134-138)
yang digunakan untuk merekam progress dalam bentuk angka merupakan contoh lain
dari skala penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi konsep perkembangan di
kalangan anak usia dini.
D.
Keunggulan
dan Kelemahan Skala Penilaian
1.
Keunggulan-keunggulan
Menggunakan Skala Penilaian
Skala penilaian umumnya dapat
digunakan untuk menilai sebuah karakteristik social anak, ketika guru mencoba
untuk menetukan kemampuan anak dalam bersosialisasi di dalam kelas, skala
indicator yang digunakan lebih baik dari pada hanya sekedar jawaban ya atau
tidak dal ceklis, tidak seperti observasi yang lebih terbuka, skala penilaian
memiliki indicator arahan yang mewakili perilaku dan tingkat kerja sama dalm
bersosialisasi.
Skala penilaian tergolong cepat dan
mudah, karena dalam skala sudah tersedia bpenjelasan perilaku siswa, sehingga
akan lebih mudah melakukan penilaian. Skala penilaian dapat diaplikasikan
secara langsung. Hal ini dikarenakan skala penilaian umumnya mudah dimengerti dan universal,disebabkan karena indikator
memberikan penjelasan yang dibutuhkan dalam menilai.
Skala penilaian umumnya konsisten
sehingga guru dapat dengan mudah mengembangkannya. Secara keseluruhan skala
penilaian memberikan banyak kemudahandalam menilai, hampir sama dengan ceklis
tetapi indikator dalam skala penilaian lebih terarah.
2.
Kelemahan-kelemahan
skala penilaian.
Skala penilaian dapat dikatakan
subjektif, karenanya banyak kesalahan dalam melihat rata-rata dan kesamaan
dalam setiap permasalahan. Guru biasanya menilai siswa berdasarkan interaksi
sebelumnya atau berdasarkan emosi dibandingkan dengan objektivitas. Penilaian
yang berulang merepresentasikan sikap guru terhadap siswa sebenarnya (linn
& Gralund, 2000).
Dalam skala penilaian terdapat
perbedaan mengenai indicator penjelas juga merupakan kelemahan skala, adanya
perbedaan interpretasi antara “kadang-kadang dan jarang”. Skala penilaian
memberikan gambaran yang sedikit tentang perilaku. Seperti ceklis yang
mengindikasikan keberadaan perilaku, maka skala penilaian tidak memberikan
informasi tambahan dalam menjelaskan suasana yang sebenarnya. Tidak seperti
observasi yang membahas lebih komprehensif informasi mengenai keseluruhan
aspek, namun juga memberikan penjelasan mengenai sebab akibat.
E.
Mengembangkan
skala penilaian
Mutu skala penilaian juga tergantung dari kespesifikan
dalam deskripsi penilaian ketika merancang skala penilaian, ikuti beberapa
langkah berikut:
1. Identifikasi
hasil pembelajaran dari tugas yang diharapkan untuk dinilai.
2. Tentukan
karakteristik hasil pembelajaran yang sesuai untuk dinilai dalam skala.
Karakteristik haruslah bisa diamati secara langsung dan point-point dalam skala
ditunjukkan dengan jelas.
3. Sediakan
antara tiga atau tujuh posisi penilaian dalam skala. Jumlah point dalam skala
akan tergantung dari berapa banyak perbedaan yang jelas dalam level pemenuhan
yang diperlukan dalam penilaian.
A. Pengertian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP paling
luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau
beberapa indicator untuk 1(satu) kali pertemuan atau lebih.
Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun
2007 tertanggal 23 Nopember 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD)(BSNP, 2007).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang
disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan.
B.
Langkah-langkah Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyusunan RPP
1. Mencantumkan identitas
identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata
Pelajaran, Kelas/Semester,dan Alokasi Waktu/ Jumlah Pertemuan
2.
Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan
kualifikasi atau kemampuan minimal peserta didik dalam
menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
3
|
4. Indikator
Indikator kompetensi adalah perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator
pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran
memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir‐butir uraian sesuai
dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
7. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan guru
hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,
karakteristik dari setiap indicator, dan
kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
8. Media Pembelajaran
Media hendaknya dipilih yang sesuai dengan
metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan media pembelajaran yang
tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan mempermudah
untuk mencapai KD yang telah ditetapkan.
9. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah standar yang harus
dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam
suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran (pemberian appersepsi).
4
|
b. Inti
Kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian
dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Dalam menuliskan kegiatan pembelajaran ini
ada dua hal yang perlu di perhatikan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
·
Tuliskan berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh pengajar maupunpeserta
didik selama proses pembelajaran yang akan dilakukan
·
Tuliskan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk
menyelesaikan setiap langkah pada urutan Tahap Pembelajaran yaitu Pendahuluan,
Penyajian, dan Penutup. Porsi terbesar adalah tahap Penyajian,yaitu antara
80-90 % dari keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sedangkan Pendahuluan biasanya
hanya membutuhkan 5 %, dan Penutup memerlukan 10-15 % dari keseluruhan waktu
yang digunakan untuk pembelajaran.
10. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar
didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator
pencapaian kompetensi.
11. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen
penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indicator
pencapaian kompetensi dan mengacu pada Standar Penilaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar