Selasa, 07 April 2015

Penilaian Rubrik dan Skala Penilaian


PENILAIAN RUBRIK

A. Pengertian penilaian rubrik
            Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa  Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut.
Rubrik menurut beberapa pandangan para ahli adalah:
v  Menurut   Arens : “Rubrik adalah Deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk menilainya “
v  Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett : “Rubrik adalah dalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diases ke anak didik.”
v  Menurut Nitko : “Rubrik adalah suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang digunakan untuk mengases kualitas dari performansi/kinerja mahasiswa/ peserta didik ”.
v  Menurut  Heidi Goodrich Andrade : “Rubrik adalah suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.” 

B. Tujuan Penyusunan Rubrik
            Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran.
C.  isi Rubrik
            Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa dimensi. Setiap dimensi harus didevinisikan supaya lebih jelas harus diberi contoh atau ilustrasi. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap kategori mutu sebaiknya diberi contoh-contoh kinerja agar mempermudah guru atau pemberi peringkat. Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa elemen, yaitu :
1.      Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak didik.
2.      Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai setiap dimensi
3.      Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi
4.      Standar untuk setiap katagori kinerja.
            Rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel dua lajur, yaitu baris yang berisi kriteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar. Kemudian dirinci menjadi komponen-komponen penting atau dapat pula komponen-kpmponen ditulis langsung tanpa dikelompokkan dalam garis besar.
            Rubrik dapat bersifat menyeluruh atau berlaku umum dan dapat juga bersifat khusus atau hanya berlaku untuk suatu topik tertentu. Rubrik yang bersifat menyeluruh dapat disajikan dalam bentuk holistic rubric. Rubrik holistik adalah pedonan untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Serta dapat pula dalam bentuk analytic rubric, rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisis kelemahan atau kelebihan siswa.
Contoh rubrik holistik :
Skor
Deskripsi
4
Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan akurat dan memperlihatkan pemahaman yang utuh. Respons dikemukakan dalam suatu tulisan yang lancar dan hidup. Jawaban singkat dan langsung pada masalah yang diminta serta kesimpulan dan pendapat mengalir secara logis. Secara menyeluruh, respons lengkap dan memuaskan.
3
Respons sudah menjawab tugas yang diberikan. Informasi yang diberikan akurat. Respons dikemukakan dalam tulisan yang lancar tapi uraian cenderung brtele-tele.
2
Respons kurang memuaskan. Walaupun informasi yang diberikan akurat tetapi tidak ada kesimpulan dan pendapat serta kurang logis.
1
Respons tidak menjawab tugas yang diberikan. Banyak informasi yang hilang dan tidak akurat. Tidak ada kesimpulan atau pendapat.

Contoh rubrik analitik :
Skor
Grafik
Spesifikasi
Rasional
4
Gambar dan pertelaan tentang grafik yang disajikan benar
Semua spesifikasi yang diberikan benar
Rasio yang diberikan jelas.
3
Sebagian terbesar gambar dan pertelaan yang diberikan benar
Semua spesifikasi yang diberikan benar
Penjelasan diberikan, tetapi msih membutuhkan hambatan
2
Beberapa gambar dan pertelaan yang disaji benar
Hanya sebagian spesifikasi yang benar
Rasional yang diberikan tidak lengkap
1
Gambar dan pertelaan yang diberikan sangat terbatas dan hanya sedikit yang benar
Spesifikasi yang diberikan salah
Rasional yang diberikan tidak benar


 D.  macam-macam penilaian rubrik
@ Jangkar Penampilan : Konsisten dan fokus
            Menandai salah satu tugas dari sekian tumpukan tugas yang banyak sebagai salah satu cara untuk fokus pada pekerjaannya. Beberapa orang menggunakan trik dengan menempelkan permen karet pada setiap satu tugas yang telah diselesaikan dari sekian jumlah tugas-tugas yang telah disusun (ditumpuk). Melalui rubrik kita bisa memfokuskan perhatian pada tugas yang kita pikirkan sebagai tugas terbaik atau terburuk.
@ Menyokong Feed back yang detail dan formatif
            Dengan rubric kita bias melakukan pekerjaan lebih cepat karena tidak perlu menuliskan catatan-catatan ekstensif pada setiap makalah tugas. Karena hanya dengan mencentang atau membuat lingkaran pada rubric, atau menuliskan satu atau dua kata pada rubric panduan penilaian.
            Kunci dari penilaian rubrik adalah cek, lingkaran dan kata-kata terpilih, memudahkan dan mempercepat proses penilaian sambil tetap memberikan feedback yang detail dan formatif. Pilahan – pilhan itu tergantung jenis rubrik yang dipakai, seperti :
a. Rubrik tiga sampai lima level menggunakan kotak untuk dicenteng
b. Rubrik tiga sampai lima level menggunakan lingkaran pada teks (lingkaran)
c. Rubrik panduan penilaian untuk feedback naratif.
            Rubrik tiga sampai lima level menggunakan kotak untuk dicenteng dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang banyak, tetapi membutuhkan waktu sedikit dalam penggunaannya.
            Rubrik tiga sampai lima level menggunakan kotak untuk dicenteng merupakan rubrik yang dianggap paling tepat untuk menilai Sesutu yang membutuhkan feedback detail dan kecepatan presentasi oral. Rubrik tiga sampai lima level sangat menghemat waktu dalam penilaiannya.
@ Feedback yang fleksibel dan individual (rubrik panduan penilaian)
            Rubrik dengan skala level tiga sampai lima level baik yang dicentang atau dilingkari ketika memberikan penilaian mampu melakukan penghematan waktu dan ketika memberikan feedback kepada siswa dan kaya akan informasi. Rubrik tiga samapai lima level memudahkan penggunaanya tetapi susah pembuatannya. Hal ini berbeda dengan rubrik panduan penilaian. Rubrik panduan penilaian mudah dalam pembuatannya tetapi lebih lama dalam melakukan penilaian aktual terhadap siswa.  Akan tetapi rubrik panduan penilaian pada prakteknya ternyata terkadang lebih menghemat waktu, selain itu rubrik panduan penilaian memiliki manfaat ganda, yaitu individualisasi dan fleksibelitas yang lebih besar dalam penilaian.
            Rubrik panduan penilaian dapat digunakan untuk menilai kegiatan siswa dimana siswa bebas berkreasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam rubrik panduan penilaian dimungkinkan adanya catatan-catatan terhadap karya siswa pada rubrik. Catatan itu merupakan komentar terhadap kriteria (level) kemampuan siswa dalam berbagai dimensi.
 @     Menampilkan feedback sumatif : Menetapkan Nilai.
            Apabila pada masing – masing dimensi pada rubrik telah ditetapkan, maka penyimpulan dapat menjadi latihan matematis. Setiap dimensi dalam rubrik diberi nilai sebagai point, dan siswa dinilai dari seberapa banyak mereka menempuh point-point yang terdapat dalam rubrik.
@  Menilai metode pengajaran sendiri
            Selain digunakan untuk menilai siswa, rubrik juga bisa digunakan untuk menilai diri sendiri, untuk feedback pribadi. Kita bisa melihat pekerjaan siswa untuk mengukur hasil pekerjaan diri sendiri.

E. Langkah pengembangan rubrik

            Dalam pengembangan rubrik, perlu diperhatikan beberapa langkah. Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith (1995) menyebutkan bahwa langkah-langkah pengembangan rubric adalah sebagai berikut :
ü  Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diasesmen.
ü  Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutankonsep atau keterampilan yang akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.
ü  Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang harus diasesmen.
ü  Menentukan skala yang akan diasesmen.
ü  Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau member deskripsi gradasi.
ü  Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja dengan rubric yang telah dikembangkan.
ü  Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun  konsep dan keterampilan yang akan diasesmen.
ü  Memmikirkan kembali tentang skala yang digunakan.
ü  Merevisi skala yang digunakan.

            Walaupun suatu rubric telah diupayakan untuk disusun dengan sebaik-baiknya tetapi harus disadari bahwa tidak mungkin rubric yang tersusun itu merupakan sesuatu yang sempurna atau dianggap sebagai satu-satunya kriteria untuk menialai kinerja siswa dalam satu kegiatan.

F. Berbagai Variasi Penggunaan Rubrik
            Rubrik tiga sampai lima level dan rubrik panduan penilaian merupakan jenis rubrik yang sering digunakan dalam penilaian. Akan tetapi ternyata dalam kelas – kelas khusus seperti lab, managemen, desain grafis dan studio seni perlu dibuat jenis rubrik yang lain, walaupun secara essensi tidak berbeda dengan rubrik yang baku.
            Perbedaannya terletak pada proses pengembangan dan isi rubrik dalam menetapkan kegiatan tugas, variasi ini kemudian membutuhkan sedikit format sedikit berbeda, tetapi sebenarnya tidak berbeda dari rubrik yang telah di bahas sebelumnya. Karena semua variasi dari rubrik ini menyertakan komponen dasar dari skala, dimensi, dan deskripsi dimensi yang diatur dalam sebuah table.
1 Rubrik Bertahap,
            Untuk tugas yang dikerjakan bertahap rubrik ini dipakai untuk menilaia dimanaproses pembuatan tugas sama pentingnya dengan hasil akhir. Rubrik ini bisa digunakan untuk waktu lama, sehingga bisa menjadi alat monitoring siswa.  Rubrik ini memberikan pengetahuan penambahan pengetahuan siswa tentang penyelesaian tugas sambil juga memberikan feedback cepat terhadap apa saja yang sudah diperolehnya sejak awal. Kelemahan dari rubrik ini yaitu tidak dapat sespesifik rubrik akhir (yang merupakan rubrik tak bertahap). Namun, rubrik bertahap ini tidak hanya menunjukkan kepada siswa tentang langkah-langkah yang sudah diselesaikan, tetapi juga langah-langkah yang harus dipenuhi.

2 Rubrik Makalah Riset
            Digunakan biasanya untuk proyek yang perlu waktu lama. Rubrik ini memiliki kesamaan dari rubrik bertahap, karena terdapat elemen dari rubrik bertahap yang bisa diambil, akan tetapi rubrik ini juga bisa menjadi panduan siswa untuk memulai penelitian dan juga menjadi bahan refleksi mengenai apa yang harus dilakukan, semacam pengalaman.

2.6.3 Rubrik Rangkap
            Rubrik ini dipakai untuk merencanakan penaksiran atau perkiaraan di bandingkan untuk menilai. Rubrik ini digunakan untuk menilai – pada akhirnya dipakai sebagai alat penilan juga – tugas yang kompleks. Pendekatan portofolio rangkap menyatukan semua bagian-bagian dasar dari rubrik sederhana, tetapi menciptakan rubrik-rubrik khusus untuk setiap dimensinya.
           
H. Manfa’at Penilaian Rubrik
            Adapun manfa’at  atau kegunaa dari penilaian rubric adalah sebagai berikut :
         Rubrik menjelaskan deskripsi tugas
         Rubrik  memberikan informasi bobot penilaian
         Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat
         Penilaian lebih objektif dan konsisten
         Para peserta didik jadi pembelajar aktif
          Para peserta didik memperoleh "content knowledge" dan "procedural knowledge".
         Para peserta didik dapat menilai kinerja kelompoknya sendiri
         Baik pendidik maupun peserta didik memperoleh alat refleksi yang efektif tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.
         Sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja mahasiswa.







SKALA PENILAIAN
Skala penilaian adalah salah satu bentuk pedoman observasi yang dipergunakan untuk mengumpulkan data individu dengan menggolongkan, menilai tingkah laku individu atau situasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Skala penilaian memiliki kesamaan dengan ceklis. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dengan ceklis. Karena ceklis digunakan untuk menandai apakah sebuah perilaku hadir atau tidak, sedangkan skala penilaian menghendaki penilaian dilakukan menurut pertimbangan kualitatif menyangkut tingkat kehadiran sebuah perilaku. Sebuah skala penilaian mengandung  seperangkat karakteristik atau kualitas yang harus diputuskan dengan menggunakan suatu prosedur yang sistematis. Skala penilaian biasanya terdiri dari suatu daftar yang berisi gejala-gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat, sehingga observer tinggal memberi tanda cek pada tingkat mana gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul.
Adapun gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang dapat diamati dengan alat skala penelitian, antara lain: partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan belajar dengan sistem modul, kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas, kebiasaan mengganggu teman, ketrampilan di dalam kelas, dan lain-lain topik yang relevan dengan kehidupan di sekolah.
A.    Bentuk-bentuk Skala Penilaian
Bentuk-bentuk skala yang dipakai antara lain: (1) kuantitatif; (2) deskriptif; (3) grafis. Ketiga bentuk skala penilaian tersebut akan diuraikan satu-satu.
1.      Skala penilaian kuantitatif
Skala penilaian kuantitatif adalah suatu bentuk pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan dalam skala berbentuk bilangan atau angka. Penilai cukup menandai indikasi tingkat sebuah karakteristik yang hadir. Sejumlah nomor yang berurutan ditentukan untuk mendeskripsikan kategori-kategori. Keputusan penilai diharapkan dalam menilai karakteristik-karakteristik tersebut. Satu system penilain dengan angka yang umum digunakan sebagai berikut.
1.      Tidak memuaskan
2.      Di bawah rata-rata
3.      Rata-rata
4.      Di atas rata-rata
5.      Luar biasa
System penilaian dengan angka dapat digunakan untuk mengevaluasi perilaku-perilaku siswa sekolah dasar seperti berikut.
1)      Pada tingkat mana siswa dapat menyelesaikan tugas mereka ?
1          2          3          4          5
2)      Pada tingkat mana siswa kooperatif dalam aktivitas-aktivitas kelompok ?
1          2          3          4          5
Skala angka menjadi sulit digunakan bila terdapat sedikit kesesuaian dalam penentuan nilai atau angka. Dalam keadaan demikian maaka interpretasi bisa bervariasi. Contoh skala penilaian dengan angka seperti pada Gambar 4 yang dikutip dari Gunarti dkk (2008).
Gambar 4: Contoh skala penilaian dengan angka
Evaluasi kegiatan anak di sentra bermain drama
Nama anak ………………………….                                    Tema ……………………………
Skor Kemampuan Aspek
1 Membutuhkan peningkatan
3
5 Memuaskan
7
10
Luar biasa
Kesesuaian dengan tema yang kreatif dan tujuan





Keragaman peralatan yang digunakan





Aktivitas bebas





Pengembangan keaksaraan dan matematika awal





Sains, social dan kesehatan terpadu





Evaluasi kegiatan siswa





Evaluasi sentra bermain drama





Total nilai …………………
Komentar …………………
2.      Skala penilaian deskriptif
Skala penilaian deskriptif adalah suatu bentuk pedoman observasi yang mendiskripsikan aspek-aspek tingkah laku yang diamati dijabarkan dalam skala berbentuk kata-kata diskriptif.
Pedoman Observasi     : Skala Penilaian Deskriptif
I.  Identitas Siswa
   1. Nama                             :   ...............................................................
   2. kelas / program              :   ...............................................................
   3. No. Induk / absen          :   ...............................................................
   4. Jenis Kelamin                :   ...............................................................
   5. Tempat / tgl. Lahir         :   ...............................................................
   6. Hari /tgl. Observasi        :   ...............................................................
   7. Tempat observasi           :   ...............................................................
   8. Waktu                            :   ...............................................................
II.  Aspek yang di observasi    :   aktifitas diskusi
III. Petunjuk                             :   berikan tanda cek (v) pada kolom yang 
                                                    sesuai dengan gejala perilaku pada
                                                    individu yang anda amati

Pernyataan
Alternatif
Sering
aktif
jarang
tdk.aktif
  1. Mempelajari materi sebelum-nya




  1. Mempelajari aturan/ perintah diskusi




  1. Mempersiapkan kelengkapan diskusi




  1. Mendengarkan .




  1. Mengajukan  pertanyaan




  1. Menyampaikan gagasan




  1. Menyanggah pendapat dengan baik




  1. Menjawab pertanyaan




  1. Mengerjakan tugas  isian




  1. AMerangkum hasil.




Komentar / kesimpulan :  ......................................................................................
.................................................................................................................                                                                                                      ................., ......................
                                                                                    Observer : ............................







3. Skala penilaian dengan grafis
Skala penilaian grafis berbentuk rangkaian (continuum). Satu set kategori dideskripsikan pada poin-poin tertentu sepanjang baris, namun penilai dapat menandai keputusannya pada salah satu tempat pada baris tersebut. Sebagai tambahan, skala penilaian grafis menyediakan gambaran serangkaian visual yang membantu penilai meletakkan posisi jawaban secara benar. Contoh deskripsi skala penilaian grafis seperti berikut.
1.      Tidak pernah
2.      Jarang
3.      Sekali-sekali
4.      Seringkali
5.      Selalu
Perilaku kelas deskripsikan lebih awal untuk dievaluasi secara grafis berikut ini.
1)      Pada tingkat mana siswa dapat menyelesaikan tugas mereka ?
Tidak pernah   Jarang  Sekali-sekali   Seringkali        Selalu
2)      Pada tingkat mana siswa kooperatif dalam aktivitas-aktivitas kelompok ?
Tidak pernah   Jarang Sekali-sekali    Seringkali        Selalu
Skala penilaian  dapat dicontohkan melalui Gambar 5 yang dikutip dari Siti Aisyah, dkk (2007).









Gambar 5: Lembar Pengamatan Terstruktur
Nama anak      : ………………
Kelompok       : ………………
Minggu ke       :……………….
Hari/tanggal
Aspek
Kategori
Keterangan
S
K
Tp

Emosi dan sosialisasi
a.       Melamun
b.      Menangis
c.       Menggangu teman
d.      Berterimakasih




Catatan:           S = sering
                        K= kadang-kadang
                        Tp = tidak pernah
B.     Langkah-langkah Penyelenggaraan Skala Penilaian
Terdapat tiga tahap penyelenggaraan kegiatan observasi dengan teknik skala penilaian, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis hasil.
Tahap persiapan meliputi: langkah penetapan topik, langkah penentuan variabel, indikator, prediktor, item-item  pernyataan, langkah penentuan alternatif skala, langkah penentuan kriteria, langkah penyusunan pedoman observasi. Tahap pelaksanaan, meliputi: langkah-langkah penyiapan pedoman observasi, pengambilan atau penentuan posisi observasi, dan pengamatan perilaku observee serta pencatatan dengan skala. Selanjutnya tahap ketiga, analisis hasil, meliputi: langkah-langkah penyusunan data hasil observasi dan penyimpulan data.
C.    Penggunaan Skala Penilaian
            Satu bentuk skala penilaian yang sangat akrab digunakan adalah skala laporan dalam bentuk kartu. Sekolah-sekolah kadang-kadang menggunakan skala penilaian untuk melaporkan cirri-ciri perkembangan personal dan social dalam bentuk kartu laporan. Atribut-atribut seperti kebiasaan bekerja, memimpin kelas, kerapian, dan perilaku yang umum sebagai anggota pada tingkat sekolah dasar dilaporkan dalam bentuk kartu. Para siswa dan para orang tua kadang-kadang percaya bahwa penilaian dengan skala penilaian cenderung bisa dan mengandung unsur perasaan.
            Satu bentuk pengamatan menurut Kamil & Rosenblum (dalam Wortham, 2005 : 134-138) yang digunakan untuk merekam progress dalam bentuk angka merupakan contoh lain dari skala penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi konsep perkembangan di kalangan anak usia dini.
D.    Keunggulan dan Kelemahan Skala Penilaian
1.      Keunggulan-keunggulan Menggunakan Skala Penilaian
Skala penilaian umumnya dapat digunakan untuk menilai sebuah karakteristik social anak, ketika guru mencoba untuk menetukan kemampuan anak dalam bersosialisasi di dalam kelas, skala indicator yang digunakan lebih baik dari pada hanya sekedar jawaban ya atau tidak dal ceklis, tidak seperti observasi yang lebih terbuka, skala penilaian memiliki indicator arahan yang mewakili perilaku dan tingkat kerja sama dalm bersosialisasi.
Skala penilaian tergolong cepat dan mudah, karena dalam skala sudah tersedia bpenjelasan perilaku siswa, sehingga akan lebih mudah melakukan penilaian. Skala penilaian dapat diaplikasikan secara langsung. Hal ini dikarenakan skala penilaian umumnya mudah dimengerti  dan universal,disebabkan karena indikator memberikan penjelasan yang dibutuhkan dalam menilai.
Skala penilaian umumnya konsisten sehingga guru dapat dengan mudah mengembangkannya. Secara keseluruhan skala penilaian memberikan banyak kemudahandalam menilai, hampir sama dengan ceklis tetapi indikator dalam skala penilaian lebih terarah.
2.      Kelemahan-kelemahan skala penilaian.
Skala penilaian dapat dikatakan subjektif, karenanya banyak kesalahan dalam melihat rata-rata dan kesamaan dalam setiap permasalahan. Guru biasanya menilai siswa berdasarkan interaksi sebelumnya atau berdasarkan emosi dibandingkan dengan objektivitas. Penilaian yang berulang merepresentasikan sikap guru terhadap siswa sebenarnya (linn & Gralund, 2000).
Dalam skala penilaian terdapat perbedaan mengenai indicator penjelas juga merupakan kelemahan skala, adanya perbedaan interpretasi antara “kadang-kadang dan jarang”. Skala penilaian memberikan gambaran yang sedikit tentang perilaku. Seperti ceklis yang mengindikasikan keberadaan perilaku, maka skala penilaian tidak memberikan informasi tambahan dalam menjelaskan suasana yang sebenarnya. Tidak seperti observasi yang membahas lebih komprehensif informasi mengenai keseluruhan aspek, namun juga memberikan penjelasan mengenai sebab akibat. 
E.     Mengembangkan skala penilaian
Mutu skala penilaian juga tergantung dari kespesifikan dalam deskripsi penilaian ketika merancang skala penilaian, ikuti beberapa langkah berikut:
1.      Identifikasi hasil pembelajaran dari tugas yang diharapkan untuk dinilai.
2.      Tentukan karakteristik hasil pembelajaran yang sesuai untuk dinilai dalam skala. Karakteristik haruslah bisa diamati secara langsung dan point-point dalam skala ditunjukkan dengan jelas.
3.      Sediakan antara tiga atau tujuh posisi penilaian dalam skala. Jumlah point dalam skala akan tergantung dari berapa banyak perbedaan yang jelas dalam level pemenuhan yang diperlukan dalam penilaian.






A.    Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar. RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau beberapa indicator untuk 1(satu) kali pertemuan atau lebih.
Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tertanggal 23 Nopember 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD)(BSNP, 2007). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan. 
B.     Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan RPP
1.      Mencantumkan identitas
identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester,dan Alokasi Waktu/ Jumlah Pertemuan
2.       Standar kompetensi 
Standar  kompetensi merupakan kualifikasi atau  kemampuan minimal  peserta  didik  dalam menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada  setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3.       Kompetensi dasar 
Kompetensi  dasar  adalah  sejumlah  kemampuan yang  harus dikuasai peserta didik dalam mata  pelajaran  tertentu  sebagai  rujukan  penyusunan  indikator  kompetensi dalam suatu pelajaran. 
3

4.      Indikator 
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 
5.      Tujuan pembelajaran 
Tujuan  pembelajaran  menggambarkan  proses  dan  hasil  belajar  yang  diharapkan  dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 
6.      Materi Pembelajaran 
Materi  pembelajaran  memuat  fakta,  konsep,  prinsip,  prosedur  yang  relevan,  dan  ditulis dalam bentuk butirbutir uraian sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi. 
7.      Metode pembelajaran 
Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar dan  proses  pembelajaran  yang kondusif agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indicator, dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 
8.      Media Pembelajaran
Media hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan mempermudah untuk mencapai KD yang telah ditetapkan.
9.      Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.  Pendahuluan 
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan  untuk  membangkitkan  motivasi  dan  memfokuskan  perhatian  peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (pemberian appersepsi). 
4

b.  Inti 
Kegiatan  inti  merupakan  proses  pembelajaran  untuk  mencapai  KD.  Kegiatan pembelajaran  dilakukan  secara  interaktif,  inspiratif,  menyenangkan,  menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat  minat, dan perkembangan fisik  serta psikologis  peserta  didik.  Kegiatan  ini  dilakukan  secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 
c.  Penutup 
Penutup  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  untuk  mengakhiri  aktivitas pembelajaran  yang  dapat  dilakukan  dalam  bentuk  rangkuman  atau  kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Dalam menuliskan kegiatan pembelajaran ini ada dua hal yang perlu di perhatikan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:
·         Tuliskan berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh pengajar maupunpeserta didik selama proses pembelajaran yang akan dilakukan
·         Tuliskan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan Tahap Pembelajaran yaitu Pendahuluan, Penyajian, dan Penutup. Porsi terbesar adalah tahap Penyajian,yaitu antara 80-90 % dari keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sedangkan Pendahuluan biasanya hanya membutuhkan 5 %, dan Penutup memerlukan 10-15 % dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk pembelajaran.
10.  Sumber belajar 
Penentuan  sumber  belajar  didasarkan  pada  standar  kompetensi  dan  kompetensi dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.  
11.   Penilaian hasil belajar 
Prosedur  dan  instrumen  penilaian  proses  dan  hasil  belajar  disesuaikan  dengan indicator pencapaian kompetensi dan mengacu pada Standar Penilaian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar